Tentang Aksaramaya
Aksaramaya merupakan pengembang platform teknologi untuk membangun ekosistem konten digital di Indonesia. Hingga saat ini, Aksaramaya terus berupaya menguatkan literasi digital Indonesia demi mewujudkan Indonesia unggul.
Produk Pilihan
GIO Private
Proses migrasi cloud to cloud seringkali menjadi tantangan tersendiri, mulai dari menentukan strategi, durasi, keamanan, hingga dukungan support yang responsif merupakan beberapa elemen penting yang harus diperhatikan dalam proses migrasi. Pertanyaannya adalah bagaimana cara menghadapi tantangan tersebut? Persoalan yang sama juga sempat dihadapi oleh Aksaramaya. Sejak pertama kali muncul pada tahun 2013, Aksaramaya terus berinovasi menghadirkan berbagai platform konten berbasis digital yaitu MOCO. Berbeda dengan aplikasi pembaca buku digital lainnya, aplikasi MOCO mengusung konsep social reading dan merupakan yang pertama di Indonesia. Saat ini MOCO ini telah berkembang menjadi 4 jenis platform yaitu MCCP (MOCO Content Catalogue Platform), MBAAS (MOCO Backend as a Service), MDAP (MOCO Data Analytic Platform), dan MDLP (MOCO Digital Library Platform).
Untuk membangun ekosistem konten digital, Sulasmo Sudharno (Founder & CEO Aksaramaya) mengungkapkan bahwa Aksaramaya membutuhkan lebih dari sekadar infrastruktur dengan performa terbaik, tetapi juga partner yang siap mendukung perkembangan layanannya. Perjalanan Aksaramaya dalam menemukan partner yang tepat tidaklah mudah. Pihaknya menyadari bahwa tulang punggung dalam membangun web platform berbasis digital ialah infrastruktur yang solid dan andal. Terutama untuk layanan perpustakaan digital berbasis mobile dan web ataupun platform kegiatan belajar mengajar online yang dilengkapi dengan fitur video conference (kelas online).
“Kami sadar bahwa infrastruktur merupakan tulang punggung operasional bagi Aksaramaya. Makanya dibutuhkan infrastruktur yang baik, solid dan tidak hanya menyediakan perangkat tapi juga ada aim untuk belajar bersama,” tutur Sulasmo yang kerap dipanggil Lasmo.
Terus melakukan ekspansi melalui kerja sama dengan pemerintah dan berbagai industri
Setelah sempat menggunakan beberapa provider dari luar negeri, Aksaramaya memutuskan untuk melakukan migrasi dan mencari layanan cloud lokal. Bukannya tanpa alasan, selain ingin meningkatkan performa layanan, aplikasi social reading MOCO pada saat itu mulai membangun kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan disambut dengan baik. Pemprov DKI kemudian sepakat untuk bermitra dengan Aksaramaya dan mengembangkan perpustakaan digital pertama di Indonesia yang diberi nama iJakarta. Melalui aplikasi ini, selain membaca, para pengguna juga dapat berbagi buku, melakukan peminjaman, hingga pengembalian buku dengan mudah. Saat pertama kali diluncurkan, total unduhan aplikasi iJakarta mencapai 35.000 kali dengan user 20.000 orang. Sebanyak 80% di antaranya merupakan pengguna aktif. Waktu penggunaannya tercatat rata-rata 2-180 menit.
Selain Pemprov, Aksaramaya juga bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dan terus merambah ke berbagai industri bisnis serta pendidikan. Lasmo menyampaikan bahwa Aksaramaya akan terus melakukan upgrade dari sisi fitur hingga user experience agar lebih baik dari sebelumnya.
Menemukan partner layanan cloud yang tepat bukan perkara mudah
Seiring dengan pertumbuhan bisnis yang cukup pesat, workload dan traffic yang mengakses layanan Aksaramaya juga mengalami peningkatan. Menurut Lasmo, Aksaramaya membutuhkan lebih dari sekadar infrastruktur, melainkan partner yang siap mendukung kebutuhan Aksaramaya yang terus berkembang. Sebelum berpindah ke layanan cloud, Aksaramaya sempat menceritakan perjalanannya dalam menggunakan berbagai layanan infrastruktur, salah satunya adalah layanan co-location yang dikelola langsung oleh tim internalnya. Akan tetapi, Aksaramaya menemukan banyak kendala terutama dalam hal pemeliharaan server, skalabilitas serta keandalan performa server.
“Dulu kami sempat menggunakan server co-location, tapi ketika diakses banyak orang (traffic tinggi) servernya malah down. Selain itu, proses pemeliharaannya juga membutuhkan operator dengan pengetahuan yang memadai. Agak repot kalau kami harus melakukan semuanya sendiri. Sementara, di sisi lain kami harus fokus mengembangkan fitur & aplikasi, membentuk market hingga mengedukasi pasar. Akhirnya, kami berpindah menggunakan cloud,” tambah Lasmo.
Aksaramaya kemudian memutuskan untuk menggunakan layanan cloud luar negeri karena pada saat itu, pihaknya belum menemukan adanya layanan cloud lokal dengan reliability yang baik. Meskipun selama menggunakan layanan cloud tersebut pihaknya tidak mengalami kendala dari sisi performa, tetapi Aksaramaya mengalami kesulitan dalam menyusun topologi infrastruktur karena provider yang digunakan sebelumnya menggunakan sistem self-service. Selain itu, pihaknya juga menemukan beberapa kendala seperti latensi dan terbentur regulasi.
“Pada saat itu belum ada cloud lokal dengan reliability yang baik. Kita akhirnya pakai di luar negeri. Selama 2-3 tahun kami menggunakan layanan tersebut kami tidak menemukan masalah. Tapi kemudian kami kebingungan membuat topologi, membutuhkan sparring partner tapi nggak ketemu itu di sana. Kemudian yang kedua, karena lokasinya di luar negeri dan kami di Indonesia, tentu memengaruhi kecepatan, dan yang ketiga, ini yang paling penting. Ada regulasi yang mengharuskan cloud yang kami gunakan berada di dalam negeri karena kami merupakan partnernya Pemda, tentu kami harus mengikuti regulasi tersebut,” ujar Lasmo.
Proses migrasi dari cloud to cloud dapat diatasi hanya dalam waktu yang singkat
Akhirnya Aksaramaya memutuskan untuk melakukan migrasi ke Biznet Gio dan menggunakan GIO Private. Dilengkapi dengan hardware dan VMware generasi terbaru, Aksaramaya dapat merancang infrastruktur yang tepat untuk layanannya secara fleksibel tanpa harus mengkhawatirkan maintenance infrastruktur (maintenance-free). Selain itu, layanan GIO Private juga telah dilengkapi dengan fitur Multi Availability Zone dengan data center di Indonesia sehingga memberikan redundansi yang lebih baik & sangat cocok untuk merancang high availability. Dari sisi keamanan, seluruh layanan Biznet Gio telah dilengkapi dengan sertifikasi keamanan terlengkap berstandar internasional, mulai dari SOC 2 Type II, PCI-DSS dan ISO 27001 yang siap mendukung kebutuhan dari berbagai industri. Lasmo juga menjelaskan, dalam proses migrasi, seluruh tantangan yang umumnya di hadapi saat melakukan migrasi dari cloud to cloud dapat diatasi hanya dalam waktu yang singkat dan seluruh infrastruktur Aksaramaya dapat beroperasi dengan lancar tanpa masalah.
“Awalnya kita membuat schedule untuk melakukan migrasi membutuhkan waktu 3 bulan. Tapi ternyata, tidak lebih dari 2 minggu kita berhasil migrasi keBiznet Gio dan beres semua. Akhirnya kita menemukan yang tidak kalah hebat dibanding luar negeri. Semua serba cepat, responsif selama 24/7. Persoalan keamanan hingga jaringan juga tidak ada masalah dan sangat baik,” Lasmo menjelaskan.
Selain performa dan kemampuan Biznet Gio untuk memenuhi seluruh kebutuhan Aksaramaya, kepercayaan dan value yang sama merupakan faktor utama yang membuat Aksaramaya akhirnya merasa yakin untuk melakukan migrasi dan menggunakan hampir seluruh layanan Biznet Gio pada infrastrukturnya. Menurut Lasmo, hal tersebut menjadi menarik karena tidak semua orang memiliki value yang sama dalam memberikan layanan terbaik untuk masyarakat. Kedua adalah, dukungan support yang responsif dan siap memberikan rekomendasi terbaik sesuai kebutuhan Aksarmaya.
“Dibanding provider luar, saya lebih nyaman dengan Biznet Gio. Kalau provider luar semuanya serba self-service dan sangat teknis. Sedangkan Biznet Gio memberikan sesuatu yang lebih yaitu satisfaction & kenyamanan, baik dukungan teknis ataupun dukungan yang sifatnya lebih personalized seperti rekomendasi. Sampai hari ini saya tidak ada komplain dan semua berjalan lancar. ”
Tidak hanya sampai di situ, kolaborasi antara Aksaramaya dengan Biznet Gio untuk mengembangkan industri pendidikan di Indonesia juga terus dilakukan. Salah satunya dengan merilis platform Edoo.id, yaitu perpustakaan digital yang dirancang khusus untuk sekolah. Edoo.id menawarkan sejumlah fitur mulai dari learning management system, try out hingga media sosial untuk sekolah. Kolaborasi ini juga sekaligus menjadi langkah awal Aksaramaya untuk melakukan inovasi demi meningkatkan minat baca di indonesia serta mengembangkan ekosistem konten digital nasional yang ramah dan mudah di akses.
Cari Tahu Lebih Lanjut?